Ketika berbicara mengenai strategi bisnis, data adalah bagian penting untuk menentukan perencanaan dan berbagai keputusan penting. Penggunaan intuisi atau "feeling" sebaiknya dihindari dan mulailah fokus untuk melihat dari sudut pandang pelanggan. Di sinilah peran A/B testing.
Menerapkan A/B testing akan membantu bisnis menemukan strategi promosi dan pemasaran online terbaik. Ketika pengujian dilakukan, Anda bisa menemukan bagian mana yang harus dieliminasi dan bagian mana yang dioptimalkan. Oleh karena itu, metode ini sangat berguna untuk meningkatkan conversion rate, sebuah metrik krusial untuk menilai pertumbuhan bisnis. Artikel ini akan membahas apa itu A/B testing, manfaatnya, serta cara melakukannya. Mari simak!
Sumber: Freepik
A/B testing merupakan suatu metode untuk menguji dan membandingkan dua versi dari suatu hal untuk mengetahui mana yang lebih baik. Saat bereksperimen dengan aset, yang dilakukan secara bersamaan, Anda jadi bisa menentukan aset mana yang memiliki conversion rate paling tinggi atau yang memiliki performa paling efektif.
Conversion rate merupakan persentase pengunjung website serta tindakan apa saja yang mereka lakukan selama mengunjungi situs, dan apakah tindakan mereka menghasilkan transaksi penjualan atau tidak.
Agar lebih mudah memahami A/B testing, berikut adalah contoh implementasi yang dilakukan oleh Hubspot. Di sini Hubspot menguji elemen Search Bar dari sisi visual dan fungsionalitas untuk mengoptimalkan website mereka.
Untuk varian A, Hubspot meningkatkan keunggulan visual dan mengubah teks placeholder menjadi "telusuri berdasarkan topik".
Sedangkan untuk varian B, Hubspot meningkatkan keunggulan visual dan mengubah teks placeholder menjadi "search the blog".
Setelah melakukan pengujian, hasilnya adalah semua variasi meningkatkan conversion rate. Namun, varian B menunjukkan peningkatan 3,4% dalam rasio konversi dan peningkatan 6,46% pada pengguna yang terlibat di Search Bar.
A/B testing memungkinkan bisnis untuk lebih cermat dalam meningkatkan user experience. Dalam hal ini, Anda bisa mempelajari apa saja dan bagaimana elemen tertentu dapat mempengaruhi perilaku pengguna berdasarkan data. Berikut beberapa manfaat lain yang akan diperoleh bisnis.
Memudahkan pengunjung
Setiap pengunjung yang tertarik dengan bisnis Anda bisa memiliki tujuan yang berbeda-beda. Itulah mengapa penting untuk mengoptimalkan setiap elemen, termasuk yang tampak "sepele", untuk makin mendorong visitor melakukan konversi. Melalui A/B testing, Anda bisa mencari tahu bagian-bagian apa saja yang perlu dihilangkan atau yang harus dioptimalkan agar pelanggan makin puas.
Meningkatkan traffic website
Pengunjung yang memperoleh kesan bagus saat berkunjung bisa terus tertarik menelusuri website. Dengan demikian, traffic bisa terus bertambah.
Menurunkan bounce rate
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apa yang paling disukai pelanggan. Dengan demikian, Anda bisa memuaskan mereka. Misalnya, melalui tampilan media dan CTA yang tepat. Ketika hal tersebut diaplikasikan dengan baik, Anda bisa menahan pengunjung lebih lama di website.
Meningkatkan conversion rate
Traffic yang tinggi itu tidak cukup. Untuk terus meningkatkan bisnis, anda juga perlu memperhatikan berapa banyak dari mereka yang melakukan konversi. Conversion rate di sini tidak sebatas pada penjualan, melainkan juga termasuk berlangganan newsletter, share media sosial, dan lainnya.
Membuat keputusan berbasis data
Ketika Anda melakukan pengujian lalu memperoleh hasilnya, Anda jadi lebih tahu langkah atau strategi apa yang harus dilakukan kedepannya. Data yang Anda kumpulkan adalah bukti kuat yang bisa dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, eksekusinya nanti bisa menjadi lebih efektif berbasis data, bukan opini subjektif.
Setelah mengetahui apa itu A/B testing hingga manfaatnya, Anda mungkin tertarik dengan bagaimana cara melakukannya. Pengujian ini memiliki tiga tahapan, mulai dari pre, during, hingga post.
Berikut adalah langkah-langkahnya.
1. Pilih halaman prioritas
Tahap yang paling awal adalah menentukan halaman mana yang ingin diprioritaskan, mengingat sebuah website bisa memiliki beberapa halaman sekaligus. Misalnya, landing page produk atau halaman promosi.
Hal-hal yang bisa Anda pertimbangkan ketika memilih halaman prioritas adalah potensi revenue dan traffic. Manakah yang paling bisa menyumbang pendapatan lebih tinggi serta halaman apa yang kira-kira mendatangkan banyak traffic untuk menjaring leads. Anda bisa menggunakan tool seperti Google Analytics untuk mengetahui performa setiap halaman website Anda.
2. Tetapkan tujuan
Tujuan yang jelas akan membantu Anda melakukan eksekusi dengan maksimal nantinya. Dalam A/B testing sendiri ada banyak metrik yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan uji coba seperti jumlah leads hingga conversion rate. Tipsnya adalah Anda sebaiknya memilih satu tujuan utama sehingga nantinya lebih mudah untuk dianalisis dan dinilai efektivitasnya.
3. Buat hipotesis
Setelah Anda menemukan tujuan, Anda dapat mulai membuat ide dan hipotesis pengujian. Hipotesis ini adalah dugaan yang nantinya akan dibuktikan melalui proses uji coba. Setelah Anda memiliki daftar ide, prioritaskan mereka dalam hal dampak yang diharapkan dan kesulitan implementasi.
4. Pilih variabel uji coba
Dalam proses optimasi, ada banyak variabel yang bisa dipilih untuk diuji. Pilih mana yang berpengaruh besar terhadap performa website. Anda bisa memilih lebih dari satu variabel, tetapi sebaiknya setiap variabel diuji di waktu yang berbeda.
5. Ciptakan variasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, A/B testing artinya melakukan pengujian terhadap dua variabel untuk mengetahui mana yang lebih baik. Dengan demikian, setelah membuat hipotesis awal, Anda juga perlu membuat versi tandingan atau variasi lain untuk dibandingkan.
6. Jalankan pengujian
Mulailah eksperimen Anda dan tunggu hasilnya. Interaksi pengunjung nantinya dikumpulkan untuk nantinya dianalisis lebih lanjut. A/B testing sebaiknya dicoba satu per satu. Selain itu, lama waktu pengujian ini bisa dilakukan secukupnya berdasarkan kebutuhan. Salah satu faktor penting untuk menentukan durasi A/B testing adalah jumlah kunjungan website. Semakin kecil jumlah pengguna, maka bisa semakin lama waktu yang dibutuhkan.
7. Lakukan analisis hasil
Setelah eksperimen selesai, Anda bisa lanjut menganalisis hasilnya. Data tersebut nantinya bisa dijadikan acuan terkait perubahan apa saja yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan website. Dalam tahapan ini, Anda juga bisa memanfaatkan data feedback dari pengguna. Misalnya, melalui proses survei.
A/B testing adalah metode esensial untuk membantu meningkatkan conversion rate dan performa bisnis secara keseluruhan. Melalui A/B testing, Anda bisa memecahkan masalah pengguna hingga membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data.
All Rights Reserved | Frontier Digital