Perusahaan harus memiliki alat ukur yang tepat untuk menilai performa strategi bisnisnya, termasuk tentang bagaimana posisi bisnis di benak pelanggan. Customer lifetime value
adalah salah satu alat yang cocok untuk menjawab persoalan tersebut. Data yang dihasilkan nanti merupakan referensi berharga untuk mengukur pertumbuhan bisnis hingga membuat keputusan penting agar bisnis berkelanjutan.
Apa itu Customer Lifetime Value?
Customer lifetime value
(CLV) adalah ukuran pendapatan total yang diharapkan bisa diperoleh perusahaan dari seseorang selama ia menjadi pelanggan. Metrik ini akan menunjukkan value pelanggan bagi bisnis yang didasarkan pada setiap pembelian, sejak pembelian pertama. Singkatnya, CLV akan membantu Anda memprediksi rata-rata uang yang dikeluarkan pelanggan untuk bisnis Anda. Hal ini tentu berbeda dengan alat ukur lain seperti Net Promoter Score (NPS) yang fokus pada loyalitas dan CSAT yang fokus pada kepuasan semata.
Pengukuran CLV sendiri akan semakin akurat dengan mempertimbangkan 2 hal. Pertama, perilaku dan pola pembelian yang dilakukan pelanggan saat ini. Kedua, prediksi perilaku dan pola pembelian yang dilakukan pelanggan. Poin kedua akan sangat bergantung pada kapabilitas atau seberapa baik perusahaan dalam melakukan analisis.
Mengapa customer lifetime value penting?
Kesalahan yang sering terjadi adalah perusahaan kerap terlalu fokus untuk menemukan konsumen baru ketimbang merawat pelanggan yang sudah ada. Padahal menurut
penelitian
dari buku berjudul Marketing Metrics, peluang bisnis untuk menjual ke prospek atau calon pelanggan hanyalah berkisar antara 5-20%, sedangkan probabilitas menjual ke pelanggan tetap bisa mencapai 60-70%. Berikut beberapa alasan lain yang menunjukkan mengapa customer lifetime value penting.
1. Membantu menyasar target yang tepat
Nilai setiap pelanggan itu berbeda. Dengan CLV, Anda akan mengetahui pelanggan mana yang lebih tertarik mengeluarkan uang untuk bisnis Anda. Hal ini akan memudahkan Anda untuk melakukan segmenting
dan targeting. Mengetahui target yang tepat tentu dapat meningkatkan keuntungan lebih cepat.
2. Pengeluaran lebih minim
CLV akan memudahkan Anda untuk mengelompokkan tipe-tipe pelanggan. Dengan begitu Anda jadi bisa melakukan kegiatan pemasaran yang lebih spesifik, yakni kepada mereka yang benar-benar tertarik dengan produk Anda sehingga berdampak pada pemangkasan biaya. Pengeluaran jadi lebih minim karena menyasar target yang dinilai ideal.
3. Meningkatkan loyalitas
Konsisten melakukan analisis CLV dan memberikan yang terbaik kepada pelanggan, baik dari sisi pengembangan produk maupun pelayanan, akan meningkatkan loyalitas mereka kepada bisnis Anda. Dengan begitu, Anda juga akan menambah ulasan positif, promosi gratis, hingga pembelian berulang dalam rentang waktu yang lama.
4. Membantu mengoptimalkan strategi
Dengan data yang tepat, Anda bisa membuat keputusan penting yang tepat. CLV akan membantu bisnis mengoptimalkan strategi yang tidak hanya fokus pada objektif jangka pendek, namun juga jangka panjang dengan perhitungan yang lebih tepat. Mulai dari mengukur efektivitas kegiatan pemasaran, hingga nilai investasi dalam manajemen hubungan dengan pelanggan.
Cara mengukur customer lifetime value
Rumus untuk mengukur customer lifetime value
bisa berbeda bagi tiap perusahaan. Hal ini akan bergantung pada kebutuhan data yang Anda inginkan. Namun, pada dasarnya Anda bisa menggunakan formula dasar berikut.
CLV = Rata-rata nilai transaksi x (Jumlah transaksi dalam satu tahun x waktu retensi)
Customer lifetime value
adalah nilai umur pelanggan dan berkaitan dengan pendapatan yang akan Anda terima dari pelanggan. CLV juga mempertimbangkan retensi waktu, yakni periode interaksi pelanggan dengan bisnis. Mereka yang melakukan pembelian produk berulang dalam jangka waktu lama akan punya nilai lebih tinggi dibandingkan yang pendek/sebentar. Agar lebih mudah dipahami, mari kita kalkulasi nilai umur pelanggan dengan menerapkannya pada contoh kasus.
Diketahui nilai transaksi Si X setiap kali melakukan pembelian adalah Rp10.000. Dalam kurun waktu 2 tahun, Si X telah melakukan jumlah transaksi sebanyak 50 kali. Lalu, berapakah customer lifetime value
Si X? Anda cukup mengalikan ketiga variabel sesuai formula dasar CLV.
CLV = Rata-rata nilai transaksi x (Jumlah transaksi dalam satu tahun x waktu retensi)
CLV = Rp 10.000 x (50 x 2)
CLV = Rp 10.000 x 100
CLV = Rp 1.000.000
Ini berarti customer lifetime value
dari Si X adalah Rp1.000.000. Angka ini adalah prediksi pendapatan yang akan diperoleh bisnis dari pelanggan Si X. Jika ingin hasil yang lebih akurat, tentu Anda bisa mengembangkan rumus agar lebih kompleks dengan menambahkan beberapa faktor lain seperti profit margin dan biaya retensi (biaya untuk mempertahankan pelanggan).
Dilansir dari
Hubspot, berikut beberapa formula lainnya:
1. Average Purchase Value (APV)
Nilainya dihitung dengan membagi total pendapatan perusahaan Anda dalam satu periode (biasanya satu tahun) dengan jumlah pembelian selama periode yang sama.
2. Average Purchase Frequency Rate
Nilainya dihitung dengan membagi jumlah pembelian dengan jumlah pelanggan unik yang melakukan pembelian selama periode tersebut.
3. Customer Value
Nilainya dihitung dengan mengalikan nilai pembelian rata-rata dengan tingkat frekuensi pembelian rata-rata.
4. Average Customer Lifespan
Nilainya dihitung dengan rata-rata jumlah tahun pelanggan terus membeli dari perusahaan Anda.
4 Tips memaksimalkan customer lifetime value
Anda sudah tahu apa itu CLV, mengapa metrik ini penting, dan bagaimana cara menghitungnya. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana bisa meningkatkan score CLV?
1. Buat sistem
reward Anda bisa meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mereka terus tertarik melakukan pembelian dengan menerapkan sistem loyalty reward. Memberi insentif kepada pelanggan agar mereka kembali dapat meningkatkan frekuensi pembelian dalam waktu yang lebih singkat.
2. Meningkatkan pengalaman pelanggan
Bagaimana informasi terbaru seputar produk Anda ditemukan, apakah mudah atau sulit, adalah bagian dari pengalaman pelanggan yang ikut mendorong terciptanya keputusan pembelian. Begitu pula dengan layanan yang Anda sajikan. Customer service
yang cepat tanggap dan solutif akan menghasilkan interaksi positif yang membuat pelanggan semakin setia dengan produk Anda.
3.
Upsell
dan
Cross-Sell Strategi ini bertujuan untuk mendorong pelanggan melakukan langganan premium atau membeli produk tambahan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam hal ini, ketahui value
produk Anda, lalu kenali pelanggan serta kebutuhan mereka.
4. Optimasi teknologi dan software
Untuk memudahkan berbagai kegiatan rutin yang dapat membantu Anda tetap terhubung dengan pelanggan, Anda bisa memaksimalkan opsi marketing automation. Dengan begitu, Anda bisa menjaring data lebih baik serta mengkomunikasikan pesan secara konsisten.
Customer lifetime value
adalah metrik penting yang dapat membantu Anda memutuskan strategi tepat sehingga berdampak langsung pada tingkat penjualan. Gunakan strategi yang fokus pada keberhasilan pelanggan dalam menangkap value
produk Anda. Pahami faktor apa saja yang membuat bisnis tumbuh secara organik dan pastikan Anda telah mengaplikasikan model penentuan harga yang tepat.