Ketika Anda sering terlibat dalam mengurus situs web bisnis, Anda mungkin pernah mendengar istilah "duplicate content" atau konten duplikat. Singkatnya, ini adalah tipe konten yang berada di beberapa lokasi atau URL. Ada banyak rumor mengenai praktik ini, seperti soal bagaimana Anda akan mendapatkan penalti dari Google yang tentu berpengaruh terhadap performa SEO.
Bagaimana kebenarannya? Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai apa itu sebenarnya konten duplikat dan bagaimana pengaruhnya terhadap SEO. Mari simak!
Sumber: Freepik
Seperti namanya, "duplicate" berarti sama. Jadi, duplicate content adalah konten yang muncul di lebih dari satu lokasi atau URL. Jika suatu informasi tersedia di beberapa lokasi sekaligus, itu bisa disebut sebagai duplicate content.
Menurut Google, duplicate content umumnya mengacu pada blok konten substantif di dalam atau di seluruh domain yang benar-benar cocok dengan konten lain dalam bahasa yang sama atau sangat mirip. Salah satu contohnya adalah ketika item di toko online ditampilkan atau ditautkan oleh beberapa URL berbeda.
Baca juga: 10 Kesalahan SEO yang Harus Segera Diperbaiki
Beberapa orang mungkin masih bingung mengenai perbedaan antara konten duplikat dan plagiarisme. Keduanya terdengar mirip dan sering kali diartikan sama. Konten duplikat adalah ketika konten yang sama muncul di lebih dari satu halaman web. Sedangkan plagiarisme adalah ketika Anda mencuri dan/atau menggunakan karya atau ide seseorang lalu mengklaimnya sebagai milik Anda.
Plagiarisme adalah pencurian (atau penyalahgunaan) dan publikasi bahasa atau ide orang lain dan penggambarannya sebagai karya sendiri. Plagiarisme berkaitan erat dengan pelanggaran hak cipta. Sementara itu, konten duplikat kerap berhubungan dengan permasalahan teknis, baik disengaja maupun tidak.
Biasanya, mesin pencari seperti Google tidak dapat mengidentifikasi pembuat konten atau URL asli. Itulah salah satu masalah utama dengan duplikat konten. Artinya, ada kemungkinan seseorang bisa mencuri konten Anda, mempublikasikannya di blog mereka sendiri, dan menyebut diri mereka sebagai penulisnya.
Namun, penting diingat bahwa konten duplikat dan plagiarisme dapat digunakan secara bergantian. Kecuali jika Anda menambahkan asal konten atau sumbernya, hal tersebut tidak akan disebut sebagai copied content, tetapi masih bisa disebut konten duplikat.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 29 persen halaman memiliki konten duplikat. Konten duplikat memang tergolong kasus yang wajar. Ini karena sistem dari blog biasanya menampilkan suatu konten pada beberapa halaman (URL) yang berbeda.
Dikutip dari
Neil Patel, berikut adalah beberapa fakta mengenai duplicate content yang perlu Anda perhatikan.
Bagaimanapun, konten duplikat memang bisa berpengaruh terhadap ranking hasil pencarian. Namun faktanya, pengaruh tersebut tidak sebesar yang Anda bayangkan. Penting diingat bahwa Google mempertimbangkan banyak faktor saat melakukan crawling, indexing, dan memberi peringkat halaman. Pastikan saja bahwa Anda mampu membangun reputasi baik sehingga konten terlihat unik dan valuable. Pada akhirnya, Google lebih mungkin memberi peringkat lebih tinggi daripada halaman duplikat.
Menurut Google’s Webmaster Guidelines, jika Anda menduplikasi konten hanya untuk memanipulasi mesin pencari, mereka akan menghapus halaman yang menyinggung atau menurunkan peringkat pencarian Anda. Jika Anda mempublikasikan konten yang berkualitas dan menghindari taktik kotor SEO seperti keyword stuffing, Anda tidak akan menghadapi hukuman dari konten duplikat.
Baca juga: Keyword Difficulty, Faktor Penentu Keberhasilan SEO
Variasi URL yang minor nyatanya bisa menyebabkan masalah duplikat konten. Misalnya, variasi URL berasal dari analytics code dan click tracking. Untuk mendeteksi ini, Anda bisa menggunakan Google Search Console. Anda dapat mengatur domain pilihan Anda dan mengubah parameter sehingga Google mengetahui parameter URL mana yang harus dirayapi dan mana yang harus diabaikan.
Minimalkan konten duplikat dengan mengarahkan ulang URL lama atau usang ke versi baru. Kapan ini berguna?
Salah satu cara terbaik untuk menghindari duplicate content adalah dengan memahami content management system atau CMS. Ini karena CMS bisa saja membuat konten yang sama tanpa sepengetahuan Anda. Bagaimana menyelesaikan masalah ini? Setelah Anda mempelajari cara menemukan konten duplikat, Anda memiliki beberapa opsi:
Berdasarkan Google, duplicate content tidak besar pengaruhnya terhadap SEO ranking. Meski demikian, Anda tetap harus meminimalisir praktiknya. Ini karena cara kerja Google tidak benar-benar tahu URL mana yang nantinya ditampilkan pertama kali di hasil pencarian. Mereka akan mencoba menentukan hasil mana yang paling relevan dengan kueri penelusuran tertentu, tetapi ada kemungkinan mereka akan salah.
Jika Google salah mengartikannya, konten Anda tidak akan muncul. Dengan demikian, duplikat konten pada akhirnya juga dapat mempengaruhi posisi website di mesin pencari.
All Rights Reserved | Frontier Digital